Jumat, 16 September 2011

Pengaruh Musik pada Emosi dan Fisik


Pengaruh Musik pada Emosi dan Fisik

Mungkin Anda tak menyadari, manusia ternyata tak bisa dipisahkan dengan musik. “Setiap orang lahir dengan nada, dan frekuensinya sendiri. Dan, sifatnya genetik. Namun, faktor lingkungan juga memberi pengaruh besar. Misalnya saja seseorang berada di lingkungan musik dangdut, tentu akan sulit berada di lingkungan musik klasik misalnya,” jelas Dian Natalia, B. Mus. Ed dari Institut Musik Daya Indonesia. Maka, jangan heran juga jika kadang Anda bisa menikmati suatu jenis tertentu, tapi sulit menikmati jenis musik lainnya. Atau, saat mendengarkan sebuah lagu, tiba-tiba Anda merasa sangat ‘klik’ dan attached dengan lagu tersebut. Itu bukti nyata Anda memiliki ‘tuned’ atau ‘chemistry’ yang sama pada lagu tersebut.

Seperti ilmu pengobatan timur yang memiliki konsep simpul energi atau cakra, frekuensi atau gelombang musik juga tak terlihat. Namun, efeknya dengan nyata bisa terlihat. “Seperti handphone, kita tak melihat gelombang suara tapi bisa saling berkomunikasi. Begitu juga dengan musik,” imbuh Dian lagi. Anda tentu tahu, tubuh manusia 70 persen lebih terdiri dari air. Maka, gelombang bunyi yang kita dengar akan langsung berpengaruh terhadap tubuh secara fisik dan spiritual. Musik juga bisa memberi ketenangan jiwa yang memengaruhi kesehatan fisik dan tubuh. Secara nyata, musik bisa mengurangi stres dan memberi manfaat kesehatan seperti menurunkan tekanan darah, memperbaiki sistem pernafasan, mengurangi detak jantung dan meningkatkan kemampuan kardio serta mengurangi tekanan pada otot dan melemaskannya. Secara umum, musik bisa membantu memaksimalkan perkembangan otak dan saraf.

Terapi musik terbukti efektif meningkatkan metabolisme tubuh. Ia bisa menambah bobot, membantu perkembangan bayi prematur, serta mengurangi kegelisahan dan nyeri sebelum operasi. Musik bahkan bisa membantu seseorang yang telah didiagnosa kanker dalam masa pengobatan. Anak-anak berkebutuhan khusus dan memiliki kelambatan pertumbuhan fisik, emosional dan kognitif seperti pada anak autis dan keterbelakangan mental juga sangat baik mendapatkan terapi musik. Karena, mereka bisa menambah kekuatan fisik dan mobilitas, serta belajar mengekspresikan perasaan tanpa menyakiti orang lain. Dengan beraktivitas musik, anak-anak juga bisa mendapatkan manfaat perbaikan akademis, meningkatkan memori jadi lebih baik serta membantunya menyelesaikan masalah.

Anda tentu sering mendapat saran agar banyak mendengarkan karya Mozart saat berada dalam kondisi hamil. “Terapi musik pada ibu hamil, tidak hanya memberi motivasi dan memberi ketenangan. Tapi, juga merangsang pertumbuhan janin. Setiap detik, janin pasti tumbuh, sel-sel berkembang termasuk pertumbuhan otak,” urai Dian yang memberi terapi musik di RSIA Kemang dan Tirtayu Healing Center.

Bagi para lanjut usia, musik memperbaiki kondisi memori penderita dementia, Alzheimer, dan Parkinson. Khusus lansia, terapi musik bersifat membangkitkan kenangan indah, memberi motivasi bergerak dengan tari dan musik untuk memperbaiki kondisi fisiknya. Pada penderita stroke, musik bisa melatih kemampuan motorik kasar dan halus melalui ritmik dan struktur musik yang mendukung pergerakan tubuh, latihan vokal/menyanyi untuk otot bicara dan musik untuk melatih kemampuan kognitif (daya ingat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar